Rabu, 27 Oktober 2010

CONTOH RESENSI DRAMA

RESENSI DRAMA FILM "MERANTAU"

Pendahuluan   
Judul    : Merantau
Karya/penulis scenario    : Gareth Evans
Sutradara    : Gareth Evans
Produser    : Ario Sagantoro
Penayangan/Pementasan    : di Bioskop Indonesia dan Manca
      mulai tanggal 06 Agustus 2009
Para pemain    : Iko Uwais - Yuda .Sisca Jessica - Astri. Yusuf Aulia - Adit. Mads Koudal - Ratger.  Laurent "Lohan" Buson - Luc,Alex Abbad - Johni. Yayan Ruhian - Eric.  Donny Alamsyah - Yayan.Christine Hakim - Wulan.Ratna Galih - Ayi

Sinopsis    : Di Minangkabau, Sumatera Barat, Yuda (Iko Uwais), anak muda yang terampil dalam Silat Harimau sedang dalam persiapan untuk memulai "Merantau" kebiasaan yang sudah turun-temurun untuk dilakukan oleh anak-anak muda, meninggalkan segala ketenangan dalam suasana pedesaan dan menuju keramaian kota dan mempertahankan hidupnya di Kota Jakarta.

Di Jakarta, Tidak selamanya berjalan mulus, Yuda mengalami kemunduran dan ketidak pastian dalam hidupnya,Kesempatan mempertemukan Yuda dengan anak yatim piatu bernama Astri, yang ditolong oleh Yuda, korban dari kejahatan Penjualan Manusia yang dipimpin oleh seorang Psikopat Liar bernama Retger dan pengawalnya Luc.

Ratger terluka dalam suatu perkelahian dan mencari kedua "barangnya". Perkenalan Yuda dengan hiruk pikuk kota , memercikan api setelah dia memaksakan diri untuk menolong dan melarikan diri bersama Astri dan adiknya Adit. Para mucikari dan gengster yang mendiami malam, mendesak ke jalanan untuk mengejar setiap langkah mereka. Melarikan diri ternyata bukan pilihan tepat, karena tiap langkahnya selalu diikuti oleh mereka, Yuda tidak memiliki pilihan lain kecuali berhadapan dengan penyerangnya secara berani berbekal kemampuan beladiri Silat warisan sang leluhur.


Isi/ analisis
Sebuah film yang akan diputar serentak di bioskop seluruh Indonesia pada 6 Agustus. Film dengan judul MERANTAU karya sutradara asal Inggris Gareth Evans itu mengupas dengan tuntas olahraga pencak silat( Sumatera barat , padang) yang merupakan
salah satu budaya yang harus dilestarikan.

"Saya sangat terhormat diberi kesempatan untuk menggarap film yang berlatar belakang budaya Indonesia," kata Gareth Evans di sela Workshop Behind The Scene & Technology High Definitions di SMA Lab School, Jakarta,

Dalam film dengan durasi 120 menit itu diceritakan seputar perjalanan seorang remaja yang merantau dari tanah kelahirannya di Minang ke ibukota dengan berbekal keahlian pencak silat harimau.

Tokoh utama dalam film itu adalah Iko Uwais, pendatang baru di industri perfilman Indonesia. Film ini juga melibatkan aktor senior yang telah malang melintang di industri perfilman, yaitu Christine Hakim.

Produser Ario Sagantoro mengatakan, diangkatnya film dengan tema pencak silat itu merupakan bentuk dari keprihatinan atas mulai berkurangnya penghargaan maupun pelestarian budaya bangsa.

"Pencak silat merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa. Namun saat ini mulai ditinggalkan. Sebagai bukti, juara pencak silat saat ini Vietnam, seharusnya warga Indonesia sendiri, kan," katanya saat dikonfirmasi.

Menurut dia, penggarapan film dengan tema laga itu dikerjakan dalam waktu empat bulan. Pengambilan gambar dilakukan di Padang, Sumatra Barat, Bekasi, dan Jakarta.

"Selain melestarikan pencak silat, film ini juga menceritakan tentang budaya merantau yang sering dilakukan mayoritas warga. Yang jelas dalam film ini menceritakan kehidupan sehari-hari," katanya menambahkan.

Christine mengatakan, film yang diperankannya saat ini berbeda dengan film-film yang dia perankan. Film ini, kata dia, membutuhkan pemahaman yang khusus terutama dalam memahami dan melakukan pembicaraan dengan menggunakan bahasa Minang.

"Saya telah bermain film selama 36 tahun. Dengan terlibat dalam film ini saya merasa mendapatkan energi yang luar biasa dan bisa mendapatkan inspirasi,"
Menurut dia, film dengan tema pencak silat itu diharapkan bisa memacu masyarakat Indonesia untuk melestarikan salah satu budaya bangsa, yaitu pencak silat. Guna mengenalkan film tersebut, film pertama Ario Sagantoro itu juga diikutkan dalam beberapa festival film,


Merantau, Film Silat Lokal yang Tayang di Festival Film Cannes, Prancis
Satu Pilihan, Harus Box Office

Tidak ada pilihan lain bagi film Merantau selain harus box office. Biaya produksi sangat besar dan prosesnya lumayan lama. Sebagai salah satu upayanya, film yang terinspirasi bela diri silat itu muncul di Festival Film Cannes di Prancis pekan ini.


Kesimpulan
Dari sisi alur cerita, sepertinya tidak ada yang istimewa dan sudah banyak film juga yang ceritanya mengalir seperti film ini. Namun yang mesti diperhatikan yaitu keistimewaan film ini terletak pada sisi teknik beladiri yang ditampilkan dengan sangat menarik. Sudut pengambilan gambar yang tepat menampilkan gambar yang sangat hidup pada saat adegan perkelahian. Meski dengan pemeran yang masih muda usia, namun hal itu menjadi kelebihan dari film ini. Film ini harus dapat kita apresiasi semaksimal mungkin, film ini dapat menampilkan nuansa dan ciri khas Indonesia. Apabila tidak ada halangan film ini akan beredar di bioskop sekitar Bulan Agustus 2009.

0 komentar:

Posting Komentar